Tahun Baru



Sejarah Tahun baru

      Tahun Baru pertama kali dirayakan pada tanggal 1 Januari 45 SM. Setelah itu  Julius Caesar dinobatkan sebagai kaisar Roma, ia memutuskan untuk mengganti penanggalan tradisional Romawi yang telah diciptakan sejak abad ketujuh SM. Dalam tahap pengerjaan kalender baru ini, Julius Caesar dibantu oleh Sosigenes, seorang ahli astronomi dari Iskandariyah, yang menyarankan agar penanggalan baru itu dibuat dengan mengikuti revolusi matahari, sebagaimana yang dilakukan orang-orang Mesir. Satu tahun dalam penanggalan baru itu dihitung sebanyak 365 seperempat hari dan Caesar menambahkan 67 hari pada tahun 45 SM sehingga tahun 46 SM dimulai pada 1 Januari. Caesar juga memerintahkan agar setiap empat tahun, satu hari ditambahkan kepada bulan Februari, yang secara teoritis bisa menghindari penyimpangan dalam kalender baru ini. Tidak lama sebelum Caesar terbunuh pada tahun 44 SM, dia mengubah nama bulan Quintilis dengan namanya, yaitu Julius atau Juli. Kemudian, nama bulan Sextilis diganti dengan nama pengganti Julius Caesar, Kaisar Augustus, menjadi bulan Agustus.(wikipedia,2013)

    " Tahun baru bukan hanya berbicara mengenai baju baru, sepatu baru, tas baru, atau mungkin pacar baru. Tahun baru merupakan tahun dimana kita harus menjadi lebih baik dari tahun sebelumnya. Tahun dimana pengalaman ditahun sebelumnya dapat dijadikan sebagai batu pijakan guna menjalani tahun yang penuh harapan."

     Terompet  merupakan sebuah alat musik yang dibunyikan dengan cara meniupnya. Terompet merupaka n alat musik yang selalu muncul pada perayaan tahun baru. Terompet yang digunakan dan diperdagangkan adalah terompet yang terbuat dari kertas karton yang dibuat sedemikian rupa. Terompet dihias dengan kertas berwarna yang menambah keindahan dan tentunya menambah nilai jual dari terompet tersebut.
         Pembeli terompet kebanyakan adalah anak-dewasa. Umumnya mereka membeli terompet untuk ditiupkan pada saat waktu mendekati tahun baru. Namun untuk tahun baru kali ini penjual terompet di kota Jember tidak lah seperti tahun- tahun sebelumnya yang ramai  penjual. Diakhir tahun ini hujan sering turun mengguyur kota Jember, mungkin itu salah satu alasan berkurangnya penjual terompet. Selain itu banyak pedagang yang mungkin berganti profesi dikarenakan pekerjaan tersebut kurang menjanjikan. Diluar semua itu terompet memang tidak bisa dipisahkan dari tahun baru

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

buku Ir. Neran M.Kes